Powered By Blogger

Mesin Pencari

Mengenai Saya

Foto saya
AGUNG JAYA adalah nama dari hasil experimen saya dan teman-teman. Atas keberhasilan dari usaha-usaha kami pada waktu itu. Blog ini di buat sebagai tanda terima kasih saya kepada teman-teman saya yang telah menjadi inspirasi saya.

03 Februari 2009

AJ in Valentin's day

APA ITU HARI VALENTINE?

Siapa yang tidak kenal dengan Hari Valentin (Valentine Day) yang di rayakan pada tanggal 14 Februari setiap tahunnya??.. Hari yang sangat disukai kebanyakan anak-anak muda seluruh dunia, yang mereka sebut dengan Hari Kasih Sayang. Lalu apakah benar Hari Valentin adalah Hari Kasih Sayang??.. Apakah maksud dari Hari Valentin??.. Ataukah HariValentin bagian dari perayaan agama??.. Jikalau benar, Agama apakah??.. Seluruh pertanyaan diatas sudah seharusnya kita ketahui terkhusus bagi anak-anak muda yang sering ikut-ikutan, akan tetapi tidak mengenali sebenarnya apa yang mereka ikuti. Oleh karena itu, mari kita cari tahu ada apa sebenarnya dengan Hari Valentin melalui tulisan yang singkat ini. Banyak pendapat tentang sejarah Hari Valentin ini... Yang paling terkenal adalah kisah dari Pendeta Valentinus yang diyakini hidup pada masa Kaisar Claudius II Romawi (268-270 M), yang kemudian meninggal dalam hukuman mati karena kesalahannya atas menikahkan pasangan Romawi secara sembunyi-sembunyi, sedangkan Romawi telah melarang pernikahan pada saat itu. Hal tersebut terjadi karena Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat di dalam peperangan daripada orang yang menikah. Untuk mengagungkan Pendeta Valentinus, maka pada tanggal 14 Februari 270 M Kaisar Claudius II Romawi memperingati kematian Pendeta Valentinus bersama para pengikutnya sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi cobaan hidup, yang pada saat itu disebut “upacara keagamaan”. Tetapi sejak abad 16 M, “upacara keagamaan” tersebut perlahan-lahan hilang dan berubah menjadi “perayaan bukan keagamaan”. Hari Valentin kemudian dihubungkan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno yang disebut yang jatuh pada tanggal 15 Februari. Setelah orang-orang Romawi itu masuk agama Nasrani (Kristien), pesta “Supercalis” kemudian dikaitkan dengan upacara kematian Pendeta Valentinus. Penerimaan upacara kematian Pendeta Valentinus sebagai “hari kasih sayang” juga dikaitkan dengan kepercayaan orang Eropa bahwa waktu “kasih sayang” itu mulai bersemi “bagai burung jantan dan betina” pada tanggal 14 Februari. Dalam bahasa Perancis Normandia, pada abad pertengahan terdapat kata “Galentine” yang berarti “galant atau cinta”. Persamaan bunyi antara galentine dan valentine menyebabkan orang berfikir bahwa sebaiknya para pemuda dalam mencari pasangan hidupnya pada tanggal 14 Februari. Bernama Pendeta Valentinus mungkin akan terus bergeser jauh pengertiannya (jauh dari arti yang sebenarnya). Manusia pada zaman sekarang tidak lagi mengetahui dengan jelas asal usul hari Valentine. Di mana pada zaman sekarang ini orang mengenal Valentine lewat (melalui) kartu ucapan, pesta persaudaraan, tukar kado(bertukar-tukar memberi hadiah) dan sebagainya tanpa ingin mengetahui latar belakang sejarahnya lebih dari 1700 tahun yang lalu. Selain itu, kebiasaan mengirim kartu Valentine itu sendiri tidak ada kaitan langsung dengan Pendeta Valentinus. Pada tahun 1415 M, ketika Duke of Orleans dipenjara di Tower of London, pada perayaan hari gereja mengenang Pendeta Valentinus tanggal 14 Februari, ia mengirim puisi kepada isterinya di Perancis. Oleh Geoffrey Chaucer, penyair Inggris, peristiwa itu dikaitkannya dengan musim kawin burung-burung dalam puisinya. Be My Valentine? yang sampai sekarang masih saja terdapat di banyak kartu ucapan atau dinyatakan langsung oleh pasangannya masing-masing? mengatakan kata “Valentine” berasal dari bahasa Latin yang mempunyai persamaan dengan arti: “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat, dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini sebenarnya pada zaman Romawi Kuno ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Disadari atau tidak, demikian Sweiger, jika seseorang meminta orang lain atau pasangannya menjadi , maka dengan hal itu sesungguhnya kita telah terang-terangan melakukan suatu perbuatan yang dimurkai Tuhan, istilah Sweiger, karena meminta seseorang menjadi “Sang Maha Kuasa” dan hal itu sama saja dengan upaya menghidupkan kembali budaya pemujaan kepada berhala (patung dll). Adapun Cupid (berarti: the desire), si bayi atau lelaki rupawan setengah telanjang yang bersayap dengan panah adalah putra Nimrod “the hunter” dewa Matahari. Disebut tuhan Cinta, karena ia begitu rupawan sehingga diburu banyak perempuan bahkan dikisahkan bahwa ibu kandungnya sendiri pun tertarik sehingga melakukan incest dengan anak kandungnya itu! Kalau pun Hari Valentine masih dihidup-hidupkan hingga sekarang, bahkan ada kesan kian meriah, itu tidak lain dari upaya para pengusaha yang bergerak di bidang pencetakan kartu ucapan, pengusaha hotel, pengusaha bunga, pengusaha penyelenggara acara, dan sejumlah pengusaha lain yang telah mengambil keuntungan sangat besar dari kegiatan itu. Mereka sengaja, lewat kekuatan promosi dan pemasarannya, membesar-besarkan Hari Valentine sebagai hari khusus yang sangat spesial bagi orang yang dikasihi, agar dagangan mereka laku dan mereka mendapat keuntungan yang amat sangat besar. Inilah apa yang sering disebut oleh para sosiolog sebagai penjual agama, di mana perayaan agama oleh kapitalis dibelokkan menjadi perayaan bisnis. Pandangan Islam tentang HARI VALENTIN, sebagai seorang muslim tanyakanlah pada diri kita sendiri, apakah kita akan mencontohi begitu saja sesuatu yang jelas bukan bersumber dari Islam?... Mari kita renungkan firman Allah swt Dan janganlah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabnya”. (Surah Al-Isra : 36) Dalam Islam kata “tahu” berarti mampu mengindera(mengetahui) dengan seluruh panca indera yang dikuasai oleh hati. Pengetahuan yang sampai pada taraf mengangkat isi dan hakikat sebenarnya. Bukan hanya sekedar dapat melihat atau mendengar. Bukan pula sekadar tahu sejarah, tujuannya, apa, siapa, kapan(bila), bagaimana, dan di mana, akan tetapi lebih dari itu. Oleh kerana itu Islam amat melarang kepercayaan yang membonceng (mendorong/mengikut) kepada suatu kepercayaan lain atau dalam Islam disebut Taqlid. Hadis Rasulullah saw “Barang siapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu”. Firman Allah swt dalam Surah Ali Imran (keluarga Imran) ayat 85 : “Barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-sekali tidaklah diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”.

Oleh : Meyce Puspita Syafrullah 'n Saidina Ali Hasibuan
(Universitas PGRI Palembang & Universitas Islam Negeri Jogjakarta)

Diliris Ulang Oleh : AJ_NET

Sumber:cintakasih.itgo.com, ILoveBlue.com

1 komentar:

Anonim mengatakan...

sangat menarik